BELAJAR  AKSARA UGAN; SARANA MEMAHAMI SEJARAH DAN BUDAYA OGAN KOMERING ULU

BELAJAR  AKSARA UGAN; SARANA MEMAHAMI SEJARAH DAN BUDAYA OGAN KOMERING ULU

BELAJAR  AKSARA UGAN; SARANA MEMAHAMI SEJARAH DAN BUDAYA OGAN KOMERING ULU
Lili Suherma Yati, S.S., M.A
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten OKU

     Kebudayaan merupakan unsur penting yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah Nusantara. Diantara unsur kebudayaan ialah bahasa dan aksara yang kini mulai kurang mendapat perhatian. Padahal jika diamati, bahasa dan aksara, terutama aksara kuno menyimpan banyak  ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang pada masa lampau. Informasi tersebut meliputi berbagai segi kehidupan yang masih ada relevansinya dengan kehidupan masyarakat masa kini. Hal tersebut dapat dilihat melalui peninggalan-peninggalan, baik yang berupa benda-benda budaya maupun karya-karya yang berupa tulisan. Karya yang berupa tulisan pada umumnya menyimpan kandungan berita masa lampau yang mampu memberikan informasi secara lebih terurai. Apabila informasi yang terkandung dalam karya-karya tulisan mempunyai cakupan informasi yang luas dan menyeluruh itu dipahami sebagai kunci pembuka pengetahuan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Philip August Boekh. Dari pandangan inilah pengkajian terhadap teks-teks yang tersimpan dalam peninggalan tulisan kuno tersebut sebagai pintu gerbang untuk mengungkapkan khazanah masa lampau.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, berarti juga bahwa karya-karya berupa tulisan yang terdapat di berbagai daerah perlu dipelajari lebih mendalam sebagai sarana memperkaya kebudayaan daerah sebagai salah satu bagian dari budaya Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah tulisan atau aksara yang terdapat di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

     Aksara Ogan merupakan salah satu kebudayaan masyarakat Ogan dari sejumlah budaya Ogan yang lain, misalnya: rumah adat, seni musik, bahasa Ogan, filosofis Ogan, seni tari, kepercayaan , yang semua itu menunjukkan hasil cipta, rasa, dan karsa masyarakat Ogan. Budaya Ogan sebagai budaya daerah sangat mendukung kekayaan budaya Nasional. Melalui proses pembelajaran Aksara Ogan hendaknya bisa membuka wawasan para siswa atau mahasiswa untuk selalu menerima perkembangan zaman. Namun demikan para siswa tidak seharusnya meninggalkan budaya Ogan yang sudah dimiliki sejak zaman nenek moyang. Diluar pembelajaran di kelas, pemerintah daerah juga sudah menampakkan dukungan terhadap eksistensi aksara Ogan, walaupun hanya sebatas simbol kedaerahan misalnya penulisan nama-nama jalan, gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung pertemuan, dan sebagainya.

   Manfaat lain mempelajari aksara Ogan pada masa sekarang adalah untuk kepentingan penelitian naskah-naskah Ogan kuna. Banyak pula karya sastra lama yang ditulis dengan tulisan tangan yang disebut dengan manuskrip. Tentunya karya sastra tersebut mengandung nilai-nilai luhur yang perlu diketahui oleh masyarakat Ogan masa sekarang. Peneliti naskah-naskah kuna yang bertuliskan aksara Ogan perlu menguasai perihal aksara Ogan. Menjadi tenaga profesional sebagai transliterator ( alih akasara)  dari aksara Ogan ke aksara Latin juga merupakan manfaat mempelajari aksara Ogan. Tidak semua orang yang berkepentingan dengan aksara Ogan menguasai aksara Ogan. Transliterator berperan sebagai penyedia jasa alih aksara. Marilah kita cermati bahwa mempelajari aksara Ogan bukanlah hal yang sia-sia. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Tidak selayaknya memikirkan manfaat pembelajaran hanya menomorsatukan segi keuntungan secara ekonomis. Ada yang lebih berharga sebagai bangsa atau masyarakat Ogan yang beradab. Yakni mengapresiasi hasil budi daya dan pemikiran para pendahulu kita. Budaya Ogan yang adi luhung jangan sampai hilang tak berbekas. Pembelajaran akasara Ogan merupakan sarana untuk melestarikan kebudayaan Ogan itu sendiri. Mempelajari aksara Ogan tidak berarti ketinggalan zaman. Sebagai generasi penerus seyogyanya memiliki kebanggaan terhadap nilai-nilai budaya Ogan.

    Saat ini, pembelajaran tentang bahasa dan aksara Ogan masih kurang diminati oleh masyarakatnya sendiri termasuk generasi muda, padahal bahasa Ogan merupakan alat komunikasi sehari-hari bagi masyarakat Ogan Komering Ulu. Terdapat beberapa manfaat ketika bahasa dan aksara Ogan dipelajari, diantaranya adalah bermanfaat secara sosial budaya dan ekonomis.

    Mempelajari naskah kuno (manuskrip) merupakan sebuah tindakan yang meningkatkan kecintaan terhadap kekayaan budaya daerah. Melalui naskah kuno, kita dapat memahami dan mengerti sejarah budaya, dan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Selain itu, di dalamnya juga  memuat informasi mengenai kehidupan sosial politik, pendidikan, dan informasi kesehatan. Seperti diketahui salah satu produk kecantikan asli Indonesia juga menggunakan resep yang berasal dari naskah kuno (manuskrip).

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *