Cerita Rakyat Batu Bintang (Asal Muasal Nama Dusun Durian)

Cerita Rakyat Batu Bintang (Asal Muasal Nama Dusun Durian)

 

Batu Bintang
(Asal Muasal Nama Dusun Durian)    

   Dikisahkan Pada zaman dahulu kala, ada satu perkampungan yang sedang berkembang letaknya jauh terpencil di pinggiran hutan belantara, hanya beberapa kepala keluarga yang menetap disana. Lambat laun, perkampungan yang semula tak begitu ramai Itu tampak lebih maju karena kesuburan tanahnya perkampungan itu diminati banyak orang untuk dijadikan kebun Dan Ladang perkampungan ini tidak jauh letaknya dari aliran sungai yang diberi nama sungai Ogan air yang melimpah dijadikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari mulai dari kebutuhan mencuci mandi dan kebutuhan rumah tangga lainnya

Jauh sebelum tempat ini dijadikan perkampungan, sudah tumbuh sebatang pohon durian yang sangat besar dan tinggi. Konon, karena begitu tingginya pohon ini, pucuknya sampai tertutup awan. Apabilla buahnya jatuh ketanah, suaranya pasti terdengar keseluruh penjuru kampung.

Tidak dapat dibayangkan besarnya buah durian ini. Menurut cerita yang turun-menurun, karena besarnya buah durian itu maka satu buah dapat dimakan oleh semua penduduk kampung. Ada keanehan pada buah durian ini, yaitu hanya mempunyai satu rongga. Dan rongga itu konon berisikan penuh dengan daging buah yang lunak dan manis, bijinya kecil, tak sampai sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Pohon durian yang istimewa itu membuat penduduk di perkampungan ini sangat bangga dan senang mereka menjaga dan merawat pohon durian dengan baik agar pohon durian yang telah banyak memberi manfaatnya bagi mereka dapat bertahan selamanya

Lama kelamaan, kampung ini semakin berkembang dan maju. Dusun yang awalnya hanya satu, akhirnya menjadi empat dusun dengan masing masing Perdatin (Kerio).

Keempat dusun itu mempunyai nama masing-masing yaitu, Dusun Bantaiyan, Dusun Bayuran dan Dusun Kuang serta Dusun Karang. para kerio dan sesepuh di perkampungan melihat geliat dari hari kehari, banyak orang yang sekedar singgah ataupun lalu lalang di perkampungan ini. lalu mereka mencari jalan agar keamanan dan keharmonisan yang sudah terjalin tetap terjaga dengan baik.

*****

Pada suatu malam, para Kerio dan sesepuh mengajak penduduk empat dusun untuk berkumpul. Mereka mengadakan pertemuan untuk bermusyawarah mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi seiring maju dan berkembangnya kampung mereka. Dilihat dari jarak rumah-rumah dari empat dusun ini berdekatan, hampir tidak terlihat adanya batas satu sama lain. Seolah olah dusun ini menjadi satu, alangkah baiknya bila keempat dusun disatukan.

“ Saudara saudaraku….! malam ini kita kumpul bersama, untuk memberikan saran dan pendapat tentang dusun kita ”. Salah satu sesepuh mengawali pembicaraannya, atas persetujuan para kerio dan sesepuh lainnya.

“ Seperti kita ketahui bersama bahwa yang hadir disini mewakili empat dusun. Sekarang, kampung kita sudah maju dan berkembang. Jumlah penduduknya semakin bertambah. Alangkah baiknya kita bermusyawarah untuk menyampaikan pendapat, untuk menyatukan kita semua dengan satu nama dan satu tujuan ”. Sesepuh itu kemudian memberikan kesepakatan kepada yang hadir, untuk mengajukan saran dan pendapat.

            begitu kesempatan diberikan mulailah suara mereka sedikit kerio beberapa orang terlihat mengajukan nama buat Dusun mereka dengan antusias agar nama yang diusulkan dapat diterima tentu saja silang pendapat membuat keadaan di pertemuan ini bertambah gaduh.

kerio dan para sesepuh berusaha merendahkan suasana yang berisik ini dilakukan untuk mencari titik temu diantara mereka namun apa hendak dikata disinar terlihat dan muncul sifat manusia yang penuh nafsu serta keegoisannya

Masing masing mengemukakan argumen dan pendapat atas usul yang diberikan, disini tampak ada orang orang yang tertentu seakan mamaksakan kehendak demi mendapat sanjungan.

Malam perlahan merayap semakin larut titik temu dan kesepakatan belum mereka temukan untuk mencegah supaya tidak semakin berlarut-larut akhirnya tertua dan sesepuh memilih secara bijaksana. Semua nama yang diusulkan akan dipilih salah satu, dengan cara pemilih yang terbanyak atas sebuah nama itulah yang akan dijadikan nama kampung mereka.

Pada saat mereka akan menghitung suara terbanyak atas nama yang diusulkan, tiba-tiba terdengar suara keras seperti ada benda yang  jatuh dari langit. Semua sengat terkejut. Mereka yang dipertemuan itu baru ingat, sekarang sedang musim durian dan itu pasti buah durian yang jatuh. Raut wajah mereka terlihat gembira karna seperti biasanya besok seluruh penduduk kampung akan menikmati buah durian yang lezat.

“ Wahai saudara saudara, harap tenang…. acara kita belum selesai…! ”. suara seorang sesepuh untuk menenangkan keadaan

“ Durian…! Durian..!”. terdengar suara secara spontan dari mereka yang ada di pertemuan itu

“ Yaaa durian..! kalian dengar suara itu…? mungkin ini sebuah petunjuk dari yang Maha Kuasa telah menjawab kepada kita semua. Ini adalah karunia dan rahmat untuk kita, karena Sang pencipta tidak menginginkan adanya perselisihan diantara kita ”. Sesepuh kampung berkata sambil memandang kearah semua yang hadir malam itu.

“ Saudara saudara …! bagaimana seandainya keempat dusun kita yang bersatu diberi naam Dusun Durian, apakah kalian semua yang hadir disini setuju atau ada usul dan saran yang lain..? ”

“ Setuju …! setuju …! Dusun Durian … dusun kita bersama…!! Horeeee…Horeeee…! ”. Secara serentak semua yang ada di pertemuan itu sepakat dan menerima keputusan bersama. Mereka bersorak kegirangan sambil bertepuk tangan. Empat dusun bersatu dengan nama Dusun Durian, yang ada di tepian Sungai Ogan.

Larut malam pertemuan itu di tutup dan dibuburkan. Setelah semua yang hadir setuju dan sepakat atas keputusan yang sudah di tetapkan. Besok pagi mereka akan memungut buah durian yang jatuh semalam. Kemudian pulang kembali kerumah masing-masing untuk beristirahat bersama keluarga mereka.

*****

Cahaya matahari menerangi Dusun Durian, sebagian penduduk berkumpul membawa perlengkapan, mereka bersiap untuk pergi menuju tempat dimana pohon durian itu tumbuh. Semangat terlihat diwajah mereka yang berseri-seri seperti cahaya hari ini.

Pohon durian yang sangat tinggi dan besar terlihat dari dusun mereka semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk membawa buah durian yang sangat besar itu sudah siap mereka bergerak menuju ke tempat pohon durian itu tumbuh meskipun jarak yang akan ditempuh cukup jauh tidaklah melemahkan semangat mereka.

Selama perjalanan rombongan itu bercerita dan bercanda sepanjang jalan untuk mengilangkan rasa lelah. kadangkala terdengar tawa mereka memecah Kesunyian hutan belantara tak terasa perjalanan mereka sudah hampir sampai di tujuan mereka segera mempercepat langkahnya

Begitu sampai ditujuan mereka sangat terkejut, karna buah durian yang besar itu tak terlihat dan ditemukan seperti ditelan bumi. Buah durian itu tak mungkin bisa lenyap begitu saja, sebab mereka menemukan bekas ada buah durian yang jatuh semalam.

Mereka terus mencari dan mencari sampai cukup jauh radiusnya dari pohon durian itu tumbuh. setelah cukup lama Mereka berusaha terus mencari akhirnya menemukan jejak yang ada di tanah.

Mereka mengikuti jejak yang di perkirakan sebagai tempat lewatnya buah durian, namun jejek itu hilang pada saat sampai di Tepian Sungai Ogan. Secara cepat, mereka mendapatkan kesimpulan, bahwa ada sekelompok orang yang telah mencuri dan ingin memiliki buah durian langka itu.

Perasaan kesal dan kecewa. Mereka kembali dengan tangan kosong. selama dalam perjalanan dan pulang tidak ada yang berbicara mereka bergeaut dengan perasaan dan pikirannya masing-masing jalan pulang yang mereka tempuh terasa begitu panjang kicau burung di hutan belantara itu terdengar Sumbang di telinga mereka.

Begitu sesampainya di dusun, mereka menceritakan secara rinci kejadian dam peristiwa yang ditemui hari ini. Mendengar cerita dan penjelasan itu, membuat penduduk di Dusun Durian tersulut emosi dan marah. Dusun mereka yang aman dan tentram telah terusik oleh tangan orang-orang yang tak bertanggung  jawab, kejadian ini tidak boleh dibiarkan dan harus cepat di tanggulangi supaya tidak terulang kembali.

*****

Menurut cerita, tidak begitu jauh dari jarak pohon durian itu tumbuh, ada sebuah makam seorang perempuan istri dari seorang ulama dari Banten. Sejak setelah puluhan tahun menikah, mereka belum dikarunia seorang anak. Atas izin suaminya dan bukan karena bercerai, dia pulang ke Pulau Sumatra dan kembali ketanah kelahirannya Dusun Bantaiyan. Tapi baru bebrapa tahun dia kembali, dia telah pulang ke Rahmatullah panggilan Sang Khalik.

Semasa hidup nya, istri ulama membagikan ilmu dan pengetahuan tanpa mengenal lelah, dengan suka duka yang dialami, dia memberikan dakwah dan mengenalkan ajaran islam untuk penduduk dusun ini.

Setelah dia wafat dan di kebumikan, timbul suatu keajaiban atas kehendak yang Maha Kuasa. Selama tujuh hari tujuh malan, makam istri ulama itu memancarkan cahaya yang terang benderang, sehingga penduduk tidak dapat membedakan apakah hari siang ataupun malam. satu keanehan lagi tanah di makam itu selalu bertambah tinggi sehingga makam itu menjadi cerita tentang seorang muslimah penghuni surga. setelah 7 hari 7 malam berlalu, maka cahaya terang bendera itu pun hilang begitu juga tanah makam tidak lagi meninggi.

*****

Pada suatu malam yang cerah, bintang-bintang berkelip sangat indah menghiasi langit. Cahaya Purnama begitu lembut menyentuh pepohonan, semak dan perdu menarik dibelai Angin Malam. ditambah lagi suara unggas malam bersenandung merdu, semua yang ada memuji keagungan nya

Rupanya keindahan malam ini, di manfaatkan oleh sekelompok orang dari dusun lain dengan niat tersembunyi. Mereka menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan rencananya, agar apa yang mereka inginkan dapat hasil. Sejak tadi mereka sudah berada dihutan tempat pohon durian itu tumbuh, supaya tidak terlihat mereka mengendap endap dikesunyian malam dibalik rimbunnya semak belukar.

Perkiraan mereka sudah ada buah durian yang jatuh, sehingga mereka datang untuk mencurinya tanpa sepengetahuan. Sungguh tepat naluri mereka sebagai seorang pencuri, karena dari kejauhan sudah terlihat ada sebuah durian yang jatuh bergeletakan ditanah dibawah sinar purnama terlihat bayangan para pencuri sedang bersiap siap untuk melakukan aksinya, sambil mengendap endap mendekati buah durian tersebut.

Dibalik buah durian yang besar itu mereka bersembunyi, memeriksa dan memperhatikan keadaan di sekelilingnya dengan seksama dan teliti. ini dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, mereka tidak ingin perbuatannya sampai ketahuan penduduk.

“ Cepat ikat buah duriannya…!! kita tarik secepatnya kearah sungai…! ”. Terdengar pelan setengah berbisik salah seorang dari mereka aba-aba. Pencuri itu dengan sigap dan cekatan melakukan tugasnya.

Belum selesai mereka mengikat buah durian itu, tiba-tiba saja semuanya dikejutkan oleh suatu benda bercahaya dari angkasa. Ternyata benda bercahaya itu jatuh tepat dimakan tersebut. Kembali cahaya terang benderang itu bersinar seakan-akan keluar dari dalam makam.

Para pencuri sangat ketakutan, keringat mengucur deras ditubuh mereka. Mulut mereka seakan-akan terkunci rapat. Mereka terpaku dalam kebingungan mengalami kejadian ini, walaupun tubuh masih gemetar mereka berusaha menenangkan diri.

Ketakutan mereka semakin menjadi jadi, karena benda yang jatuh itu cahaya nya sangat terang benderang. Begitu terangnya cahaya itu menyebar dihutan tempat pohoh durian itu tumbuh. membuat penghuni hutan menjadi riuh Dan Panik. saat itu juga para pencuri tidak dapat membedakan, apakah waktu itu siang hari atau malam hari.

sayang sekali tidak seluruh penduduk dusun durian dapat menyaksikan peristiwa itu, karena kebanyakan dari mereka telah tertidur pulas. anehnya, cahaya itu tidak pernah pudar dan terus bercahaya, kalau cahayanya sampai menerangi dusun durian. Kegaduhan terjadi di dusun durian, mereka yang menyaksikan keanehan itu berupaya dengan segala cara membangunkan seluruh warga. hasilnya seluruh warga terjaga dan tidak dari tidurnya, mereka berhamburan keluar dari rumah, walau dihinggapi perasaan was-was dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Kerio dan sesepuh segera mengumpulkan seluruh warganya, supaya tidak terjadi kepanikan penduduk di Dusun mereka mereka. begitu cepat tanggap di dalam menghadapi situasi ini, karena mereka tidak mau warganya menjadi panik dan takut. Setelah semua warga dapat berkumpul. Barulah Kerio dan sesepuh memberikan dan penjelasan buat mereka. Agar tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi situasi apapun yang terjadi.

            fenomena alam yang sering terjadi pada rotasi alam semesta. semua tidak perlu membuat kita cemas dan takut. kejadian ini bukanlah sebagai suatu pertanda bahkan Hari Kiamat Sudah Tiba Waktunya.

“ Saudara saudara ….! kita tidak perlu cemas ataupun khawatir atas kejadian ini….! ”. salah satu sesepuh angkat bicara. Memberikan ketenangan dan mengusir rasa takut warganya.

“ Saudara saudara…! perlu kalian semua ketahui, bahwa yang jatuh dari angkasa raya itu adalah Batu Bintang atau pecahan batu meteor. Pernah kita mendengar bahwa ada Bintang jatuh ke bumi. Nah, sekarang terjadi di tempat kita dan tidak perlu kita takut atau panik ”. Penjelasan dan pengertian yang diberikan Siswa dapat memberikan ketenangan warganya rasa takut dan khawatir berangsur-angsur lenyap dari mereka.

Begitu mendapat pengertian dan penjelasan dari orang-orang Yang menjadi panutan mereka selama ini adalah penduduk dusun durian dapat bernapas lega. Setelah suasana kembali tenang dan tidak terlihat lagi gejolak kegelisahan warganya, disarankan kerio dan sesepuh untuk kembali dan beristirahat. sebab besok pagi secara bersama-sama akan pergi mencari lokasi letak jatuhnya batu bintang itu malam semakin larut dan dingin malam mulai menyelimuti dusun durian kini hanya ada keheningan dan Kesunyian malam yang menghampiri penduduk dusun durian tertidur lelap di peristirahatannya mereka dapat beristirahat dengan tenang dan damai

Lain halnya dengan para pencuri. Mereka diselimuti rasa takut dengan kejadian malam ini. Cahaya terang yang terpancar dari Batu Bintang berada tepat dimakam membuat para pencuri semakin takut, karena mereka tidak dapat bersembunyi lagi. Mereka khawatir keberadaannya pasti dapat diketahui warga. Rasa kesal dan takutpun membaur menjadi satu dihati para pencuri. Niat jahat yang sudah direncanakan dengan matang mustahil dibatalkan. Mereka berusaha memadamkan cahay terang benderang dari batu bintang tersebut, namun segala usaha tidaklah membawa hasil yang diharapkan.

Sisa tenang para pencuri itu seperti hampir terkuras habis. Mereka berusaha mencari jalan supaya cahaya batu bintang itu memudar. Hasilnya batu bintang seakan-akan bertambah terang benderang cahayanya. Hati mereka semakin gusar. para pencuri akhirnya terduduk lemas dengan napas tersengal-sengal rasa putus asa itu pun menimbulkan kebencian mendalam terhadap batubintang yang berada tepat di makam tersebut sebab dengan adanya cahaya dan batu bintang ini membuat kesempatan mereka untuk menjalankan aksinya menjadi terhalang dan terhambat

Pada akhirnya, para pencuri bersepakat melakukan perbuatan yanng tidak semestinya. Batu Bintang yang bercahaya, yang berada tepat di makam itu mereka kencingi secara bergantian. Mereka juga mencaci maki dan segala macam bentuk umpatan keluar sebagai wujud kekesalan dan kebenciannya.

Sungguh sangat mengherankan, Begitu para pencuri usai melakukan kenekadannya. Secara tiba-tiba datang gemuruh angin yang sangat kencang, pohon-pohon bergoyang dengan hebat bahkan ada yang tumbang diterpa angin. Para pencuri sangat terkejut dan penasaran takut kemabali menghantui. Apalagi mendadak keadaan dihutan tempat tumbuh pohon durian dan jatuhnya batu bintang menjadi gelap gulita.

Tak lama kemudian, para pencuri baru menyadari hasil dari perbuatannya nekad mereka. Batu bintang yang berada di makam itu, telah memudar cahanya dan akhirnya hilang tak bercahaya lagi. Sungguah aneh setelah dikencingi para pencuri, batu bintang yang ada di makan itu hilang cahaya nya dan menjadi batu karang biasa.

Para pencuri menari mengelilingi Batu Bintang yang telah menjadi batu karang biasa, sambil tertawa terbahak-bahak dan berjingkrak kegiranga sampai lupa diri. Setelah puas dengan kesenangannya, barulah mereka teringat untuk mencuri buah durian sesuai dengan rencana mereka semula. Suatu keajaiban pun telah terjadi ditempat ini. Buah durian besar yang tergelatak di tanah hilang entah kemana. Pohon durian tinggi besar yang tumbuh dihutan ini juga telah lenyap bagaikan ditelan bumi. Semua hanya musnah dan meninggalkan bekas atau jejak keberadannya.

Para pencuri itu kembali kebingungan dan berteriak histeris. Karna ketakutan yang sangat berlebihan ata peristiwa yang dialami. Batin mereka tergoncang menghadapi kenyataan yang mereka temui disini, lalu mereka berlarian di kegelapan malam dan lebatnya hutan belantara.

Rembulan telah kembali keperaduannya, Kini matahari muncul dikaki langit. Hari yang cerah menghiasi dusun durian, mereka berkumpul pagi ini sesuai dengann kesepakatn mereka semalam. Mereka akan pergi kehutan tempat pohon durian dan mencari dimana jatuhnya Batu Bintang semalam.

Mereka sangat terkejut melihat kearah hutan rimba, pohon durian yang selama ini menjulang tinggi tidak tampak lagi dari dusun mereka. Kerio dan para sesepuh memutuskan untuk segera berangkat kehutan tempat pohon durian dan Batu Bintang jatuh. Dengan bergegas mereka pergi untuk mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi .

Sesampainya mereka disana, perassan heran dan tidak mengerti berkecambuk didiri mereka. Pohon durian yang menjadi kebanggan mereka tlah hilan, hanya menyisakan bekas jatuhnya buah durian. Ditempat itu mereka menemukan jejak kaki yang tak beraturan disana sini, juga sobekan kain tersangkut di ranting dan tali temali yang berserakan.

mereka bergerak ke tempat batu bintang yang jatuh di dekat makam disini juga mereka menemukan jejak kaki mengelilingi batu bintang yang tidak memancarkan cahaya lagi batu buntang ini sudah menjadi batu karang biasa

Menurut pendapat salah seorang sesepuh yang iktu rombongan itu, bahwa ada sekelompok orang ingin mencuri buah durian seperti yang pernah terjadi. Niat buruk mereka itu tak kesampaian, karna Batu Bintang yang jatuh dekat makam malam itu, cahayanya sangat terang benderang. Mungkin mereka takut ketahuan, lalu mereka panik dan berlarian tak tentu arah.

Mengenai lenyapnya pohon durian yang sangat mereka sayangi menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. sifat segelintir manusia yang tamak dari serakah membuat Yang Mahakuasa menjadi murka Kejadian ini tentu sebagai teguran kepada masyarakat.

Apabila pohon itu tetap ada maka tidak menutup kemungkinan nanti ada seorang kelompok yang memuja pohon itu. Jadi, yang maha kuasa tidak ingin Iman hambanya akan terkikis menuju kesesatan. Oleh karena itu, mereka harus mengikhlaskan pohon durian itu lenyap atas kehendaknya mengenai orang-orang serakah dan tamak yang Ingin mencuri pohon durian itu harus kita Maafkan kesalahannya, biar yang maha kuasa memberi balasan yang setimpal dengan perbuatannya

Menjelang siang, rombongan penduduk dari dusun durian kembali kedusunnya, hari ini mereka dapat pelajaran yang sangat brarti dalam meniti kehidupan yang masih tersisa. selama dalam perjalanan pulang Mereka tak henti-hentinya berdoa agar anak jujur dan keluarga mereka nantinya tidak menjadi manusia yang dimurkai sang pencipta

Sampai di dusun durian, sesepuh yang ikut rombongan itu, segera mengumpulkan seluruh warganya untuk menceritakan kajadian yang sebenarnya. Hilangnya pohon durian itu jangan lah dirisaukan dan jadi pikiran lagi, karena semua yang terjadi adalah atas kehendakNya.

Demikian lah cerita batu bintang yang hidup di kalangan masyarakat Dusun Durian. Dari dulu sampai sekarang, selalu diceritakan secara turun menurun oleh mereka kepada anak cucu dan keturunanya. Dengan jatuh Batu Bintang tepat di dekat sebuah makam, maka makam itu disebut Kuburan Puyang Batu Bintang.

Puluhan tahun telah berlalu. pada zaman penjajahan Belanda, datanglah utusan Resident dari Palembang, menemui Depati Bustan Urip yang pada masa itu berada di Lubuk rukam. orang Belanda yang datang sebagai utusan itu pergi ke makam puyang batu bintang dia mengambil batu itu dan dibawa ke Palembang untuk dianalisa Adapun batu bintang yang melegenda itu keberadaannya tidak diketahui rimbanya masih ada di Palembang atau berada di Belanda.

Kalau kita pergi ke dusun durian, kita hanya bisa melihat tempat dan bekasnya. di mana batu bintang tersebut jatuh. begitu juga tanah yang meninggi di makam puyang batu bintang berangsur-angsur menurun terkikis zaman.

Pesan Yang Disampaikan: Diantara manusia ada yang mempunyai sifat tamak dan tidak mau berbagi. Segala macam perbuatan di halalkan dan boleh dilakukan demi untuk kenikmatan dan kepentingan pribadi tanpa memikirkan orang lain. Manusia sudah lupa apa yang akan di terimanya sebagai balasan. Mereka mencari kepuasan dan kenikmatan semu di dunia.

   Sekian.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *