Cerita Rakyat Tanjung Siman

Cerita Rakyat Tanjung Siman

Tanjung Siman

 

Tokoh : Seorang Laki-Laki dan Belulus Ulakh

Sinar matahari pagi membangunkan penghuni alam. seperti biasa, penduduk desa tak akan betah berlama-lama di rumah. setelah secangkir kopi dan beberapa potong singkong menghangatkan perut Mereka pun bergegas ke kebun atau ke ladang atau kebun.

Pada pagi hari, tampak sosok laki-laki tegap memandang aneh disekitar kebun miliknya, entah mengapa pagi yang cerah itu tempak lengang. Matanya tertuju pada bekas jejak yang ada ditanah. Tampak rumput dan pohon-pohon kecil roboh dan patah terkena jalur jejak bekas itu. Dia memperhatikan dan mengikuti jejak yang meliuk-liuk dengan senjata ditangan. “ ini seperti jejak seekor ular ” desisnya. Jika benar ini adalah jejak seeokor ular, tak sanggup dia membayangkan betapa besar sipemilik jejak itu. dia Melangkah dengan hati-hati dan waspada, untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang tak terduga. dia sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang dicari. perlahan-lahan dia mengikuti jejak tersebut yang mengarah ke hutan rimba.

Rasa peasaran dan ingin tahu membuat rasa takutnya hilang. Ia ingin membuktikan dan melihat sendiri sebesar apa hewan melata tersebut. dia tidak mau hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut, yang biasanya sering dibumbui dan ditambahi supaya lebih menarik dan menakutkan. hari ini dia akan melihat dan membuktikan dengan mata kepala sendiri, kebenaran yang selama ini menjadi rahasia kehidupan di alam bebas ini.

Belum jauh dia memasuki hutan rimba mengikuti jejak yang ada, langkah kakinya terhenti dan membuat dia lebih berhati hati penuh kewaspadaan. Jejak yang diikutinya terhenti dan hilang, tepat di bawah sebatang pohon yang rimbun. Dia pun perlahan mengitari pohon  dengan jarak yang cukup jauh beberapa kali. Kemudian mata laki-laki itu tertuju pada sebuah benda yang mengering dan tersangkut diantara dahan-dahan pohon. Meskipun telah kering, warnanya tetap terlihat cerah dan seolah membawa pancaran sinar. Ia pun memberanikan diri untuk mengamati benda itu dan mengambilnya. Ternyata benda itu adalah Belulus Ulakh ( pergantian kulit yang terjadi pada ular, dimanan kulit lama mengelupas dan ditinggalkan setelah berganti kulit yang baru ). melihat besar dan panjang nya belulus ulakh ini, tentu sudah dapat diduga betapa besar dan panjangnya ular ini. sungguh sangat disayangkan mungkin proses pergantian kulit itu sudah lama terjadi, sebab sebagiannya sudah hancur dan hilang.

Laki-laki itu kemudian membersihkan Belulus Ulakh (Bekas Kulit Ular). Setelah bersih ia menggulungnya. Sejenak perasaan tidak enak muncul dihatinya. Ia merasa andai kata sudah sampai didusun, pasti dia aka menjadi bahan tawaan dan ejekan orang. Karena dia membawa barang yang tidak berguna dan berhaga itu. Maka agar tidak di ketehui orang lain, ia berinisiatif melilitkan Belulus Ulakh itu di pinggang dan ditutupi pakaiannya.

Tak lama berselang, ia pun pergi melangkah meninggalkan hutan rimba dan kembali ke ladangnya. Setelah semua urusannya diladang selesai, ia pun kembali ke rumahnya.

Sepanjang jalan, pikirannya tak lepas dari bayang-bayang jejak ular dan benda yang ia lilitkan di pinggangnya. Sesekali ia memeperhatikan oarang-orang yang lalu-lalang. Mereka semua tampak aneh dan tak biasanya. Ia mencoba memahaminya tapi rasa aneh itu masih saja ada. Rasa aneh itu semakin terasa menakala ia menyapa beberapa tetangganya tapi tak jua mendapat jawaban.

Merasa tak di anggap dan diacuhkan oleh semua orang, timbul kejahilan pada dirinya untuk menggoda. Telinga kanan dan kanan salah seorang temannya yang berjalan, ditariknya dari samping. Temannya kaget dan celingukan menoleh kekiri juga kekanan, mencari siapa yang telah iseng menarik telinganya. Padahal saat itu, dia ada tepat di samping temannya. Tepi ternyata, temannya dan juga yang lain tidak dapat melihat keberadaan dirinya. “ atau…. dia yang balas menggodaku? ” Kembali ia bertanya dalam hati.

Rasa penasaran ingin mengetahui apa benar keberadaanya tidak terlihat, maka kejahilannya untuk menggoda teman sedusun diulanginya lagi. Salah seorang pantat temannya dipukul dengan keras, sehingga temannya itu terkejut dan menjjerit sambil melompat dengan wajah ketakutan. Kejadian ini membuat semua temannya yang jalan bersama mereka heran dan tak mengerti, muncul dugaan yang membuat mereka dihinggapi rasa takut.

“ ehh tadi, sewaktu aku berjalan dibelakang kalian kedua telingaku ditarik dengan keras dari belakang. Kucari siapa yang telah berani iseng kepadaku, tapi tidak ada satu orangpun yang ada dibelakangku…! ” celotehan salah seorang teman yang pertaman di jahilinya, bercerita kepada teman yag lain.

“Yang bener?” tanya sahabat lain.

“Iya” jawabnya tegas

“Memang aneh ya….barusan aku juga merasakkan keanehannya”

“Telingamu juga?”

“Bukan telinga, tapi pantatku ada yang memukul dengan keras, sehingga aku melompat dan menjerit eh…kalian mengira aku bercanda!” kata temannya yang masih merasakan sakit dan letakutan.

“Mungkin diantara kita ada yang mempunyai nazar dan belum dibayar atau sudah ada yang melanggar dan larangan yang sudah diberikan para sesepuh kita disini”. Kata seseorang yang terlihat sangat ketakutan, setelah mendengar cerita dari teman-temannya.

“Ahhh….. jangan dibawa kearah tahayul, nanti kita salah jalan…! salah seorang dari mereka yang mencoba menenangkan teman temannya

Melihat kenyataan ini barulah dia menyadari, bahwa saat ini tubuhnya tidak dapat terlihat oleh teman-temannya. Laki-laki Belulusan Ulakh itu pun berjanji jika tubuhnya sudah dapat kembali dilihat orang, ia akan meminta maaf atas semua kejahilannya mengganggu orang. Kejadian ini membuatnya merasa heran dan bingung, apa yang menjadi penyebab semua ini.

*****

Malam itu, Laki-laki Belulusan Ulakh ditubuhnya duduk sendirian didepan rumah. Pikirannya masih saja memikirkan peristiwa yang hari ini telah dialaminya. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada dirinya, sehingga tidak terlihat orang lain. dia mencoba merenungi dan mengingat kilas balik semua yang terjadi hari ini, terbayang kembali semua yang dijalaninya dan dilakukannya.

cukup lama dia mengintropeksi dirinya sendiri, tetapi sampai detik ini belum juga dapat ditemukan jawaban. Terlintas dibenaknya yang membuat dia merinding sendiri, apakah diriku ini sudah meninggal? Jasadku tak terlihat manusia, sedangkan diriku dapat jelas melihat apa saja dengan mataku. Mungkinkah ini yang dinamakan kematian?

Dia bangkit dari tempat duduknya dan masuk kedalam biliknya. Baju hitam yang dikenakannya pun dibuka dan perlahan Belulusan Ulakh ditubuhnya dilepas. Dia meletakkan Belulusan Ulakh itu diatas  pembaringan. Tanpa mengenakan baju dia keluar dari biliknya dan kembali duduk didepan rumahnya.

Baru sebentar dia duduk didepan rumahnya, kebetulan lewat dua orang yang tidak lain adalah tetangganya. Dia sengaja tidak menegur orang lewat itu, ini untuk membuktikan apakah mereka dapat melihat dirinya. Ternyata kedua orang itu menegur dirinya, teguran tersebut dibalasnya dengan ramah.

Setelah kedua orang itu berlalu, dia merasa senang dan gembira. Ini juga sama artinya bahwa dirinya belum meninggal. perasaan lega bercampur senang pun muncul di hatinya. Dia kembali masuk ke dalam biliknya, sambil tersenyum puas dia merebahkan dirinya di atas pembaringan. malam ini dapat tertidur dengan nyenyak, satu pertanyaan di hatinya telah terjawab bahwa dia belum meninggal.

*****

Keesokan harinya dia sudah bersiap-siap untuk pergi keladang, sebelum keluar rumah dia memakai baju hitam dan celana hitam. Sebelum keluar rumah dia tidak lupa melilitkan Belulusan Ulakh ditubuhnya . “hari ini begitu cerah dan menyenangkan”, katanya dalam hati.

Selama diperjalanan menuju keladang, sudah beberapa kali dia bertemu dengan orang-orang sedudun. Tak satupun mereka menyapa seperti biasa, bahkan orang yang jalan ke ladang searah dengan adanya juga tidak menyapa dirinya. mungkin hari ini orang-orang yang kebetulan bertemu dengan dirinya itu sedang ada permasalahan, sehingga tidak memperhatikan keadaan di sekeliling.

Ladang yang digarapnya bersih dan teratur dengan baik, semua yang dittanam dapat tumbuh dan subur. keadaan inilah yang membuat Dia sangat bersemangat bekerja, sering di lupa dengan waktu apabila sedang tenggelam dalam pekerjaan ini. sama seperti hari ini dia lupa untuk istirahat dan makan sedangkan matahari telah tepat berada di atas kepalanya.

Setelah membersihkan diri, dia menuju dangau (Pondok Kecil) Untuk mengisi perutnya yang sudah terasa lapar. selesai menyantap makanan yang dibawanya dari rumah dia pun beristirahat sekedar melepas lelah merasa istirahatnya sudah cukup dan tubuh kembali segar dan bertenaga tanpa membuang waktu dan segera dia meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Waktu rasanya berjalan terlalu cepat baginya, karena hari telah menjelang sore. dia menghentikan semua kegiatannya Diladang ini, peralatan yang telah dipergunakan disusun kembali dengan rapi dan disimpan. besok akan kembali ke ladang ingin untuk meneruskan pekerjaannya kemudian dia berkemas untuk pulang ke rumah.

Jarak tempuh dari ladangnya pulang ke rumah cukup jauh. dia harus dapat memperhitungkan waktu yang akan dijalaninya dengan tepat kalau tidak tentu saja di akar kemalaman, di jalan mengingat semua itunya pun segera bergegas meninggalkan ladangnya untuk kembali ke rumah.

Selama dalam perjalanan pulang kerumah, sama seperti dia akan pergi keladang. Orang-orang yang kebetulan bertemu dengannya, tak satupun dari mereka menegur dan menyapa dirinya. dia menepis jauh-jauh semua pikiran yang nantinya dapat merasakan dirinya mungkin mereka Terlalu Lelah bekerja seharian di kebun ataupun di ladang cara inilah membesarkan hati dan melapangkan dadanya tak terasa dia pun sudah hampir sampai di rumah nya.

Dalam kesendiriannya, dia menjerit sekuat-kuatnya. Mengapa ini menimpa dirinya. Semua orang mengasingkan dirinya. Semua orang dapat melihat keberadaan dirinya. mungkin semua ini sudah tertulis di dalam kehidupannya, namun dia tidak mau menyerah dan pantang putus asa. biarlah sehari-hari akan dilaluinya dengan penuh Kesunyian, tapi tetap akan dicarinya Sebuah Jawaban. penat yang dirasakannya dibawanya ke pembaringan ia berharap dapat melupakan kepahitan yang dialaminya.

*****

Waktu demi waktu pun berlalu. Keberadaan laki-laki yang memakai Belulusan Ulakh sudah hampir dilupakan penduduk dusun, karna sampai saat ini dia tak pernah muncul dan terlihat lagi. Mereka semua beranggapan bahwa dia telah pergi entah kemana, padahal dia selalu ada didusun ini dan tidak pernah pergi.

Yang menarik perhatian penduduk dusun ini, adalah tempat tinggalnya yang selalu terlihat bersih dan terawat dengan baik. Sama juga dengan ladang nya yang tampak bersih dan terawat tidak ditumbuhi rumput dan ilalang. Keanehan yang nampak didepan mata ini tidak dapat dipungkiri, sehingga sering menjadi bahan pembicaraan orang didusun ini.

Sebagian orang beranggapan dia masih hidup dan pergi dari dusun. tapi sampai sekarang tak seorang pun yang tahu dimana keberadaannya. ada juga sebagian orang di Dusun ini beranggapan dia telah meninggal dan jasadnya tidak dapat ditemukan. setelah pendapat dan tanggapan penduduk dosen ini sedangkan orang yang menjadi objek pembicaraannya tidak pernah pergi kemana-mana.

Pernah ada keinginan yang hampir tak dapat terbendung lagi dia ingin dapat berkumpul dengan teman sepermainannya. untuk hanya dapat menahan apa yang menjadi kehendak Nya, bila dia menurunkan nafsu untuk berkumpul bersama mereka.

Tentu akan terjadi perubahan seperti beberapa tahun yang lalu, dan dia tidak ingin semua itu terulang lagi. sampai saat ini laki-laki yang memakai Belulusan Ulakh itu belum menemukan jawaban yang dicarinya.

Suatu hari, laki-laki yang memakai Belulusan Ulakh melangkahkan kaki untuk mandi di Sungai Ogan, ini merupakan kebiasaan orang-orang pada umumnya di dusunnya .di sungai itu, sudah ada orang yang sedang mandi dan mencuci, anak-anak dengan riang bermain dan bercanda di jernihnya air sungai. Laki laki yang memakai Belulusan ulakh sangat senang melihat tingkah laku anak-anak itu betapa indahnya dunia yang mereka miliki.

Disebuah batu yang ada ditepi sungai, dia duduk dan bersiap untuk mandi. Pakaian hitam itu satu persatu dibukanya. Begitu dia melepas Belulusan Ulakh yang didlilitkan ditubuhnya, terjadi keanehan yang sama sekali tak pernah menduganya. Orang-orang yang sedang berada disungai itu terlihat terkejut dan heran. Secara spontan mereka menegur dan menyapanya.

Tak percaya tapi ini suatu kenyataan yang diterimanya saat itu, Dia sangat senang dan bahagia. Sudah ditegur dan disapa oleh orang lain. ini berarti dirinya sudah dapat terlihat kembali Untunglah hari itu masih ada orang yang ingat dan mengenalnya sehingga suasana di sungai menjadi bertambah ramai dan heboh Kejadian ini dengan cepat disampaikan warga kepada puyang dan sesepuh Dusun ini sehingga mereka beramai-ramai pergi menuju ke tepian sungai.

Setelah situasi yang menghebohkan itu dapat di kendalikan, maka laki-laki yang selama ini dianggap telah menghilang dibawa ketempat salah seorang sesepuh dusun. Laki-laki itu tidak memakai dan melilitkan Belulusan Ulakh di pinggangnya. Benda itu dibungkus dan dipegangnya dengan erat sekali. Dia sangat bahagia dan terharu, ternyata penduduk di Dusun ini masih dapat mengenali dirinya. dia merasa bersalah terhadap semua orang yang ada di Dusun ini karena selama ini dia dianggap hilang dan pergi dari dusun padahal itu tidak pernah dia lakukan, hanya satu Rahasia yang tak dapat pernah diungkapkan.

Di hadapan para puyang dia menceritakan semua yang dialaminya dari awal hingga kejadian hari ini. Pengalaman diceritakan hanya pada orang yang mempercayainya dan panutannya. mendengar kisah pengalaman yang diceritakannya, membuat mereka senang dan bahagia juga merasa terharu. pantas diacungi jempol atas ketabahan yang dimiliki laki-laki tersebut, dapat bertahan hidup dalam kesendirian untuk mencari jawaban yang diinginkannya.

Malam itu, laki-laki yang memiliki Belulusan Ulakh, dapat berbaring diatas tempat tidurnya dengan tenang. Dia menemukan jawaban yang selama ini membelenggu kehidupannya.

Rupanya Belulusan Ulakh yang selalu ada di pinggangnya dan di bawahnya selama ini menyebabkan dirinya tidak dapat dilihat oleh orang lain dia ingin dapat menjalani kehidupan ini secara wajar seperti semula bergaul dan bercanda dengan semua orang tanpa terkecuali.

Tepat tengah malam, laki-laki itu bangkit dari pembaringannya. Dia keluar rumah dengan membawa Belulusan Ulakh. Dibawah cahaya rembulan, dia berjalan menuju keempat sudut penjuru dusun Tanjung Siman, kemudia tiap sudut dia menguburkan Belulusan Ulakh yang terakhir kali tepat ditengah tengah Dusun Tajung Siman.

Konon menurut cerita, setelah Belulusan Ulakh itu terkubur diempat sudut penjuru dan ditengah Dusun Tanjung Siman. Secara gaib, dusun itu tak dapat dipandang kasat mata alias hilang. Oleh sebab itu, Dusun Tanjung Siman dinamakan Negeri Silap (Dusun Hilang). menurut keterangan para sesepuh, Dusun Tanjung Siman yang terletak di sebelah utara dusun Gunung Kuripan masih ada sampai sekarang. Meskipun demikian keberadaan Dusun tersebut tak berpenghuni.

Sekian

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *